Minggu, 15 November 2009

GENIA FESTIVAL : JEPANG MENGGELIAT AS TERPERANJAT

Jepang Menggeliat AS Terperanjat
Oleh : DR Hc anni Iwasaki
Presiden Pusat Studi Jepang Untuk Kemajuan
Indonesia (PUSJUKI).

Change di Jepang Anti AS?

Minshuto/DPJ partai oposisi Jepang dan vokal terhadap kebijakan pemerintah AS di Asia karena dianggap banyak menghambat pembangunan di kawasan ini. Sementara PM Taro Aso dan Jiminto/LDP dituduh sangat lemah menghadapinya.

Secara meyakinkan Minshuto menang 308 kursi lawan 118 kursi dipemilu dewan Majelis Rendah, menggulingkan pemerintahan koalisi Jiminto dan Partai Komeito pada tanggal 30 Agustus lalu. Dengan menguasai mayoritas kursi Majelis Rendah dan Kursi Majelis Tinggi(dimenangkan di bulan Juni tahun lalu) Yukio Hatoyama (62) Presiden Minshuto segera dilantik menjadi PM Jepang pada tanggal 16 September mendatang.

Lho koq bisa? Jiminto yang sangat berjasa kepada rakyat Jepang berkat berhasil memelihara hubungan baik dengan AS hingga Jepang menjadi bangsa tersejahtera dan memiliki harapan hidup terlama dunia versi PBB tahun 2000-2009 ditinggalkan oleh rakyat Jepang. AS pun terkejut. Seminar khusus membahas naiknya cucu Ichiro Hatoyama PM Jepang pro Rusia tahun 1954-1955 langsung meramaikan media disana.

“A New Path for Japan”-Kebijakan Baru Untuk Jepang- dalam tulisannya di Jepang Jurnal pada tanggal 26 Agustus Hatoyama bilang untuk membangun Asia khususnya Asia Timur Jepang harus meningkatkan hubungan dengan Cina dan mengurangi hubungannya dengan AS. ” The financial crisis has suggested to many that the era of U.S. unilateralism may come to an end. It has also raised doubts about the permanence of the dollar as the key global currency”.-krisis keuangan telah mengingatkan banyak pihak bahwa dominasi AS sedang berakhir. Sekaligus kelangsungan dolar(AS) sebagai mata uang dunia menjadi pertanyaan pula – tulisan ini disebar luaskan oleh the New York Times setelah Hatoyama terpilih menjadi PM Jepang yang baru.

Koran Jepang the Daily Yomiuri memberitakan telpon dari Presiden Obama kepada PM terpilih Hatoyama dan kunjungan segera John Roos Dubes AS untuk Jepang setelah kemenangan Hatoyoma, mengindikasikan bahwa AS tetap memandang Jepang sebagai mitra penting. Kepada John Roos Hatoyama meyakinkan dengan mengulangi percakapannya dengan Obama bahwa , aliansi pertahanan Jepang-AS tetap menjadi dasar kebijakan politik luar negeri Jepang. Kedua kepala Negara penyandang biaya terbesar operasional lembaga dunia PBB segera bertemu akhir bulan ini.

Diduga keduanya akan membicarakan keberlangsungan pangkalan militer AS di Okinawa, pengisian bahan bakar oleh Jepang ke kapal-kapal patroli dibawah komando AS di Lautan Hindia dan kelanjutan Kyoto Protocol/ gerakan mengurangi gas emisi dunia.

Bagaimana caranya Hatoyama dapat mewujudkan pembangunan di kawasan Asia dengan merangkul Cina yang sedang berjuang menjadi pemimpin dunia dan AS yang dianggap sedang memudar kepemimpinannya? Keberhasilan diplomasi luar negeri Jepang inilah kunci Minshuto mewujudkan janji-janji kampanye terhadap tuntutan rakyat Jepang.

Yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama kepada keluarga dengan anak masih duduk dibangku sekolah, jaminan hidup lebih baik di hari tua, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, menyelesaikan hutang dalam negeri, menggratiskan jalan tol dst.

Sejak hari kemenangan Minshuto, para petinggi partai ini dicecar oleh media Jepang dengan pertanyaan-pertanyaan namun khalayak belum mendapatkan jawaban memuaskan. Dukungan terhadap Hatoyama dalam survei diberbagai media saat kemenangan sekitar 71% menjelang pelantikan Hatoyama minggu ini survei NHK mencatat 66%.

Minshuto yang segera mendapat subsidi dari rakyat sebesar Y17.3 milyar untuk tahun 2010. Apabila dukungan rakyat terus merosot biasanya hingga dibawah 20%. Untuk melengserkan Hatoyama rakyat Jepang tidak perlu menunggu berakhir masa jabatan 4 tahun. Partai oposisi akan mendesak kabinet agar membubarkan dewan Majelis Rendah. Kemudian menggelar pemilu Majelis Rendah lagi seperti pemilu saat ini yang mengalahkan Jiminto sekaligus tergulingnya PM Taro Aso# Tokyo 8 Sept 2009/AI/pusjuki.org/jurnalnet.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar