Minggu, 15 November 2009

GENIA FESTIVAL : MEMBANGUN MASYARAKAT SIPIL DUNIA ANTI PEMANASAN GLOBAL.

Oleh: DR Hc Anni Iwasaki
Presiden Pusat Studi Jepang Untuk Kemajuan Indonesia (PUSJUKI).
”Jepang siap memangkas ’produksi’ emisi karbon sebanyak 25% dari level emisi karbon tahun 1990 pada tahun 2020. Dan Jepang menyediakan dana dan asistensi (alih) teknologi(rendah emisi) lebih besar kepada negara-negara yang bermaksud berperan serta mengantisipasi pemanasan global” demikian PM Yukio Hatoyama dari Jepang mengumandangkan change ”New Jepang” dalam pertemuan tingkat tinggi para pemimpin dunia di New York diselenggarakan oleh SekJen PBB Ban Ki Moon pada tanggal 22 September baru lalu. Jepang(4,5%) adalah penghasil karbon emisi terbesar ke empat dunia setelah AS(21,4%), Cina(18,8%) dan Rusia(5,7).
PM Hatoyama menjanjikan target pemangkasan, dana dan asistensi jauh lebih tinggi daripada komitmen (PM) Fukuda setahun lalu di sumit G-8 Toyokacho, Hokaido US$ 31 milyar dan target pemangkasan oleh (PM) Taro Aso 8% .
Inisiatip Hatoyama ini langsung mengundang tepuk tangan panjang dari para delegasi peserta. Di Jepang, pidato Hatoyama ini disebut sebagai pidato seorang politisi; inovatif dan visioner. Seperti janji kampanye partai Demokrat/Minshuto Jepang “ pemerintahan Minshuto adalah pemerintahan para politisi, tidak didikte oleh birokrat layaknya pemerintahan LDP/Jiminto (yang statis dan normative)”.
"Dia sendiri yang membuat pidatonya," menjawab media istri PM Hatoyama, Miyuki Hatoyama, bintang filem lulusan sekolah musik elit Jepang Takarazuka.
Melalui media, rakyat Jepang non stop mengikuti debut PM Hatoyama yang baru berusia 6 hari sejak tgl 21-26 September di New York hingga ke sumit G-20 di Pittsburgh, AS. Jepang mengajak masyarakat dunia membangun masyarakat sipil anti pemanasan global dan nuklir untuk pembangkit tenaga listrik mesti menjadi solusi pertumbuhan ekonomi dunia.
Sementara Presiden Obama di tempat yang sama mengatakan, sebagai patner penting dalam gerakan mengantisipasi pemanasan global AS segera menentukan target pengurangan emisi karbon negerinya. ””EU dan Jepang sangat cepat dan berhasil (menyatakan) secara signifikan,” jawab mantan Wapres AS Al Gore pelopor gerakan rendah emisi AS kepada media Jepang dengan wajah terlihat agak kesal. Diduga hingga konperensi Perubahan Iklim yang akan diadakan di Kopenhagen pada bulan Desember akhir tahun ini, AS belum memiliki kepastian target angka pemangkasan untuk disodorkan.
Kyoto Protocol(1997) telah diberlakukan sejak tahun 2005 dengan standar pemangkasan diatas 5% emisi karbon tahun 1990 untuk negara industri ditahun 2008-2012. Piagam Kyoto diratifikasi oleh 177 negara(tahun 2002).
Selanjutnya di depan sumit Dewan Keamanan PBB dan sumit di G-20 di Pittsburg yang menopik perlucutan senjata nuklir dan pemulihan krisis ekonomi global. PM Hatoyama melanjutkan debut internasionalnya bahwa , Jepang siap menjembatani kepentingan timur dan barat, negara maju dan negara berkembang untuk memulihkan perekonomian dunia, mengantisipasi pemanasan global dan perlucutan senjata nuklir. Seperti diketahui Ketua Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang baru dilantik adalah diplomat dari Jepang, Yukiya Amano (62).
Pemulihan Pertumbuhan Ekonomi Global; Harus Gerakan Rendah Emisi bukan Aksi Militer AS.
Pada awal September lalu SekJen PBB Ban Ki Moon diberitakan menyaksikan sendiri keparahan cairnya es di Kutub Utara akibat dari pemanasan global.”Our food is stuck on the accelerator and we are heading towards an abyss”-langkah kita terhenti padahal perjalanan kita (sedang) menuju kepada bencana, keluhnya mengenai kelambanan negara-negara anggautanya menanggapi standar PBB tentang program gerakan rendah emisi di Geneva tanggal 4 September.(AFP 4 September).
Lanjutnya lagi "Scientists have been accused for years of scaremongering. But the real scaremongers are those who say we cannot afford climate action -- that it will hold back economic growth,"-bertahun-tahun para ilmuwan dituduh sebagai biang kepanikan padahal mereka yang mengatakan gerakan antisipasi pemanasan global bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, adalah biang kepanikan. "They are wrong. Climate change could spell widespread disaster," Ban warned- Mereka keliru. Perubahan cuaca menghamparkan bencana, Ban memperingatkan.
Untuk mensukseskan konperensi Perubahan Cuaca di Kopenhagen pada bulan Desember mendatang, Ban Ki Moon tancap gas menggelar sumit para kepala Negara di New York . Sekaligus ajang kebangkitan New Jepang sebagai satu-satunya negara industri maju non militer dan siap dengan dana dan teknologi rendah emisi sebagai solusi mengantisipasi dan menanggulangi krisis ekonomi global.
Semoga, aksi SekJen PBB dan mendapat respon dari PM Yukio Hatoyama itu tidak ada kaitannya dengan laporan Koran the New York Time dan disebar luaskan oleh kantor berita AFP pada tanggal 9 Agustus yang lalu: Climate Change to Challenge US Military; report- Perubahan Cuaca Peluang Besar (untuk) Aksi Militer AS.
Dalam laporan itu diberitakan bahwa perencana militer AS sedang melakukan studi aksi militer upaya menjaga stasiun naval di Norfolk , Virginia dan San Diego , California terhadap naiknya permukaan air laut dan badai liar akibat pemanasan global. Perencanaan dalam negeri hingga kepada kondisi global dan kebutuhan akan intervensi militer AS dalam kurun waktu 20 hingga 30 tahun kedepan.
Pemanasan global berakibat kepada kemarau panjang, kekurangan pangan, krisis air bersih, badai liar dan banjir bandang, migrasi besar-besaran dan pandemic. Ditunjuk, dapat memperparah instabilitas regional dan menjadi pemicu penggulingan kekuasaan serta maraknya terorisme di daerah-daerah rawan, peluang besar untuk aksi militer AS. Yaitu di wilayah sub Sahara-Afrika, Timur Tengah, daratan Asia Selatan hingga ke negara-negara di Asia Tenggara. Demikian analisa koran the New York Time menanggapi rilis Pentagon untuk yang pertama kalinya membahas krisis perubahan cuaca pada awal Agustus lalu.
Andai kata ”iya” semoga gerak cepat PBB melalui SekJen Ban Ki Moon dan PM Hatoyama dapat menempatkan aksi militer AS menanggulangi dampak pemanasan global secara proporsional saja.
Semoga, kesepakatan sumit Dewan Keamanan PBB dengan Ketua Sidang Presiden Obama yang telah berhasil mendapat suara bulat tentang pengurangan persenjataan nuklir dan limitasi ancaman teroris bersenjata nuklir pada sidang lanjutan PBB pada tanggal 24 September. Bukan justru menjadi mandat khususnya kepada AS dapat bertindak sewenang-wenang lalu mengobrak-abrik negara kecil yang dicurigai mengembangkan senjata nuklir atau sarang teroris bersenjata nuklir. Seperti nasib rakyat Afganistan kini, pemerintahan Obama justru meningkatan peranan CIA di negeri itu sebagai yang terbesar sejak perang Iraq dan perang Viet Nam. Pasukan AS pun terus bertambah hingga akhir tahun ini bisa mencapai 68 ribu tentara (The Japan Times Sept 21).
”AS sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah dunia” demikian Presiden Obama di Pittsburgh. Semoga, tugas baru yang dilimpahkan kepada G-20 memimpin kerja sama ekonomi global yang sebelumnya jabatan ini dipegang oleh negara-negara anggauta G-8. Adalah bukan cara baru memicu manejemen konflik. Mengingat G-20 umumnya anggautanya adalah negara-negara yang sedang dalam masalah besar pengembangan intelektual, pendanaan, teknologi, ledakan penduduk, pengangguran, kemiskinan, bencana dan sangat vokal terhadap kebijakan luar negeri AS.
Semoga Presiden Obama yang memanggil PM Jepang ”Yukio” dan meminta Yukio agar memanggilnya ”Barrack” saja. Tidak menganggap Yukio si penulis anti AS ”New Path For Japan” sebagai politisi yang hendak menggembosi empat supremasi AS: pemilik teknologi tertinggi senjata nuklir, pemilik mata uang dunia, pengendali suplay and demand minyak sebagai satu-satunya energi pembangkit listrik dan menguasai pemberitaan media.
Melainkan Barrack yang akan mengunjungi Jepang pada bulan Nopember nanti adalah betul-betul patner terpenting Yukio. Bersama dapat mengalihkan sebagian besar anggaran militer dunia kurang lebih sebesar US$1 trilyun untuk proses mensukseskan pembangunan masyarakat sipil dunia dan penyelamatan sumber daya yang masih ada. Khususnya sumber daya generasi muda bersama bayi-bayi yang segera lahir dari rahim para wanita dalam jumlah yang cukup besar.
Rekomendasi Kepada Pemerintah RI.
”Indonesia merupakan mitra yang sangat penting untuk menuju komunitas Asia Timur. Karena itu, Jepang ingin berkomunikasi dan berdialog dengan Indonesia untuk membuat detil-detil dari gagasan komunitas Asia Timur,” tegas Menlu Jepang Okada Katsuya dalam jumpa pers tgl 13 Okt lalu di Jakarta didampingi oleh Menlu RI Hassan Wirayuda . Tentu saja yang disebut “detil-detil dari gagasan komunitas Asia Timur” oleh Menlu Jepang tersebut tetap dalam koridor kebijakan utama pemerintahan PM Hatoyoma membangun masyarakat sipil dunia Rendah Emisi.
Di Indonesia gerakan anti Pemanasan Global baru dimaknai menanam pohon dalam jumlah besar yaitu menghijaukan( go green) hutan tropis Indonesia yang luasnya jutaan hektar. Supaya tidak mengulangi kesalahan masa lampau era alih teknologi di era orba yang terpaku kepada pembangunan pisik dan gagal.
Proyek Go Green Indonesia dapat menjadi detil-detil gagasan komunitas Asia Timur seperti yang diungkapkan oleh Menlu Okuda. Asalkan, segera disinergikan dengan perspektif pembangunan manusia-character building- yang tertuang dalam Human Development Report 1994 dan menjadi konsepsi pembangunan sebagai strategi utama untuk meningkatkan keamanan manusia. Agar mendapatkan dukungan dari PBB.
Sekaligus sekarang sedang menjadi perhatian SekJen PBB Ban Ki Moon dan direspon oleh PM Hatoyama yaitu berupa gerakan antisipasi Pemanasan Global. Dengan demikian dapat memperoleh pendanaan sejak dari studi kelayakan hinggá kepada implementasi jangka panjang dan berkesinambungan
Dalam marak pujian yang diberikan kepada PM Jepang terdapat oposisi dari Keidanren/Kadinnya Jepang dan kegamangan masih meliputi masyarakat dunia yang ingin segera berperan serta dalam Inisiatip Hatoyama. Terutama tentang bagaimana caranya agar nation character building low emition yang sukses di Jepang dan mekanismenya masih dalam kotak Pandora itu dapat dikembangkan ke negara-negara yang telah meratifikasi Kyoto Protocol?
Indonesia ádalah satu-satunya bangsa yang memiliki politik demokrasi dan transparansi paling maju diantara negara G-20(minus anggauta dari negara G-8 yang duduk di G-20). Adalah dasar paling penting mendekatkan diri kepada pemerintahan Jepang Baru.
Besaran emisi karbón yang dikeluarkan oleh Indonesia baru 1,3% dari total 2.71 milyar ton segala jenis karbón dunia(Kementrian Lingkungan Jepang thn 2005). Indonesia adalah negara pengkonsum mesin-mesin industri berat, peralatan bisnis, peralatan rumah tangga dan kendaraan angkutan khususnya produk buatan Jepang.
Mengingat terus menurunnya jumlah migas di perut bumi nusantara. Mengingat laju pertumbuhan penduduk berkualitas rendah adalah lebih cepat dibanding hasil panen yang masih menggunakan peralatan tradisional. Mengingat dalam krisis multi dimensional yang masih terus berlangsung, bencana kelalaian manusia/teknologi dan bencana alam ditambah telah datangnya dampak pemanasan global di Indonesia. Mengingat segera dihentikannya produksi teknologi dan suku cadang non rendah emisi dari negara produsen dari hulu-hilir. Khususnya produk buatan Jepang, ditahun ini telah memasuki pasar Jepang dan tahun 2011 go internasional melalui pasar AS. Dst.
Semua “mengingat” itu dapat menguras devisa negeri ini tanpa kendali. Apabila Presiden RI tidak segera tanggap bahwa gerakan anti pemanasan global adalah melahirkan sumber energi alternatif dan mengganti teknologi yang kini sedang dipakai kepada teknologi yang bisa meminimalisir pengeluaran karbon dioksida.
Sebelum didahului oleh negara berkembang yang lain, Indonesia harus segera merespon Inisiatif PM Hatoyama secara komprehensif agar dapat mengajukan posisi tawar.
Untuk segera mewujudkan cita-cita membangun masyarakat sipil Indonesia dan segera merapat kepada Inisiatif Hatoyama. Pusat Studi Jepang Untuk Kemajuan Indonesia (Pusjuki )& seluruh jaringan kerja bersama 5(lima) Bupati dari Kabupaten Wajo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Blitar dan Wali Kota Pasuruan telah menjalin kerja sama dengan Bappenas.
Bersama, saat ini kami sedang merintis pembukaan kotak Pandora memproses proposal kepada pemerintah Jepang tentang multisektor teknikal asisten development studi kelayakan. Proposal dilanjutkan kepada implementasi antisipasi dampak pemanasan global yang kami sebut; membangun masyarakat Indonesia ilmiah, teknologi dan industri Green Tech Life Style(GTLS) inspirasi dari Jepang.
Menyusul pula proposal dari 7(tujuh) Bupati dari Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Serang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Kerom, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Merauke.
Karbón kopi dokumen telah dikirimkan kepada Presiden SBY diserahkan kepada Sekretariat Presiden RI dengan tanda terima No 08961 CD/09 10 Jun 2009. Semoga segera mendapat respon positip dan memperoleh kekuatan politik dari Presiden SBY, Presiden terpilih RI tahun 2009-2014.
Selanjutnya menjadi dasar hubungan bilateral Indonesia-Jepang mensukseskan ”Inisiatif SBY-Hatoyama”. Menjadikan Indonesia patner paling penting Jepang di Asia. Hasil studi berikut progres implementasi regional-nasional dikembangkan untuk pembangunan masyarakat sipil rendah emisi di 177 negara yang telah meratifikasi Kyoto Protocol.
Semoga Allah YME, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana segera memberikan berkahNYA kepada seluruh bangsa Indonesia. Berdiri sama tinggi dan duduk sejajar dengan bangsa Jepang. Amien....(AI/ 29 Okt 09 Tokyo-Jakarta-Ho Chi Minh City. Updated Jkt 15 Okt 09.Related esai ”Anni Iwasaki Lebih Cepat dp JK” web pusjuki.org; search anni iwasaki; jurnalnet.com dan google).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar