Sabtu, 14 November 2009

GENIA FESTIVAL : Melawan Jihad yang Salah(part 2)

Setelah operasi kami gagal utuk memburu noordin, banyak pihak yang meragukan kemampuan Densus 88. Tetapi tak sedikit pula yang mendukung aksi kami, banyak email dan SMS ke website dan no. Hp kepolisian.
Ada salah seorang agen yang memberitahu kami kalau noordin ada disebuah rumah di daerah jawa. Karena belajar dari kesalahan, kami menyusun stategi terlebih dahulu. Pada saat kami menyusun strategi, Kapolri datang. Beliau mengatakan kita kedatangan tamu untuk membantu kita menyusun strategi. Kemudian beliau mempersilakan masuk seseorang yang sudah menunggu diluar. Dari suara orang tersebut, sangat tidak asing bagiku. Ketika orang tersebut masuk, sungguh kagetnya aku, karena orang yang dimaksud adalah ayahku sendiri.
Ayahku tersenyum kepadaku, beliau memberi hormat kepada kami, kami pun membalasnya. Kapolri menjelaskan bahwa ayahku merupakan orang yang menyusun strategi ketika penyerbuan teroris pada saat pesawat Indonesia di Bajak, penyerbuan Dr. Azhari. Walaupun ayahku sudah pensiun, kepolisian sering menggunakan keahlian ayahku dalam menyusun strategi.
Setelah perkenalan, ayahku mulai menjelaskan strateginya, kami sangat terkagum-kagum mendengarkan penjelasan ayahku. Dalam stategi ayahku, beliau menjelaskan bagaimana menggunakan peluru yang sedikit dan pasukan yang sedikit, dapat memburu teroris yang dipersenjatai bom.
Setelah selesai penjelasan stategi, akhirnya kami semua setuju menggunakan stategi ayahku. Setelah selesai rapat, ayahku menghampiri aku dan berkata “semoga suksesnya anakku, semoga kali ini kita dapat menangkap orang yang meresahkan negeri kita, jangan sampai meninggal”. Aku pun menjawab “insyaallah”. Kami pun berpelukan dan menagis.
Keesokan harinya, kami datang kerumah target. Segera aku memerintahkan anakbuah ku untuk ;mengevakuasi penduduk. Setelah selesai kami memberikan peringatan terlebih dahulu kepada teroris tersebut. Peringatan kami tidak dihiraukan, malah teroris tersebut membalasnya dengan tembakan dan bom pipa. Setelah berdiskusi sebentar,kami memutuskan untuk melakukan penyerbuan frontal. Betapa terkejutnya aku, ketika aku mengintip jendela, tenyata ada seorang wanita hamil, sedang ada didalam rumah tersebut. Entah wanita tersebut merupakan anggota teroris atau merupakan sandera. Kami memutuskan untuk mundur. Pada saat kami mundur, salah satu anak buah ku tertembak dibagian kakinya oleh salah seorang teroris yang ada didalam. Aku segera menembaki bagian jendela dan memerintahkan anak buahku yang lain untuk mengevakuasi anggota kami yang terluka.
Setelah itu kami menyusun stategi ulang, aku memerintahkan penembak jitu untuk menembaki bagian dalam rumah, ternyata penembak jitu kami dapat melumpuhkan tiga anggota teroris. Sementara penembak jitu kami terus berusa melumpuhkan anggota teroris kami yang lain. Kami berdiskusi menyusun stategi. Kami akhirnya memutuskan untuk tetap melakukan penyerbuan frontal, dengan semaksimal mungkin agar wanita didalam rumah tersebut tidak terluka.
Setelah kami berada didepan pintu rumah, aku mendobrak pintu tersebut, kami pun masuk ke ruang tamu rumah tersebut, tiba-tiba aku memerintahkan anak buah ku untuk berhenti, ternyata didepan kami ada sebuah bom ranjau, bom tersebut menggunakan konsep sinar, ketika kami melawati sinar tersebut, maka bom tersebut akan meledak, aku perintahkan anak buah ku untuk keluar rumah terlebih dahlulu, kemudian aku mundur ke pintu depan, dan aku pun menembaki kedua pemicu bom tersebut. Dan boom, dentumannya sangat keras, walaupun hanya low explosion, tapi itu cukup untuk memekakkan telinga aku, saat bom tersebut meledak, aku berteriak sekuat tenaga. Agar gendang telinga ku tidak rusak.
Sungguh terkejutnya kami, saat kami melewati ruang tengah, teroris yang lain meninggalkan wanita tersebut disana. Saat kami mengevakuasi wanita tersebut, dia berkata “mengapa tidak bunuh aku, aku juga ingin berjihad”. Walaupun dipaksa untuk dievakuasi wanita tersebut tetap berpegang teguh pada perkataannya, kemudian aku menyordkan pistolku ke kepala wanita tersebut. Setelah itu aku aku mengarahkan pistolku keatas dan menembakkannya. Kemudian aku berkata”jihad tak selamanya dengan perang, kita bisa berjihad dengan kemapuan kita, bukannkan bunuh diri merupakan sesuatu yang dilaknat allah” kemudian wanita itu pingasan dan aku memerintahkan empat orang anak buahku untuk mengavakuasi wanita tersebut. Saat kami baru melangkahkan kaki kami keruang belakang, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras. Kami pun segera tiarap dan melindungi diri kami agar tidak tertinpa reruntuhan bangunan. Kemudian kami masuk keruang belakang. Dan melihat ada 2 orang yang melakukan aksi bom bunuh diri. Kemudian aku mengevakuasi kedua orang tersebut keluar. Aku berharap salah satu dari mereka adalah noordin, agar perjuangan kami selama ini tidak sia-sia.
Satu minggu setelah penyerbuan tersebut, kapolri mengakan jumpa pers, situ diumumkan bahwa salah satu dari mereka adalah noordin. Aku sungguh terharu, semoga setelah noordin tewas, negeriku menjadi negeri yang aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar